Teman Bahagia


Tiga bulan berlalu, perusahaan tempat Adit bekerja tiba-tiba kolaps. BPK menemukan kejanggalan di laporan keuangan perusahaan tempatnya bekerja. Banyak karyawan yang mengundurkan diri, termasuk Adit. Untuk menambah modal pernikahan, Adit melamar kerja di salah satu perusahaan IT sebagai marketing. Dia diterima dengan gaji UMR.
Menjadi karyawan baru sangat mempengaruhi kondisi keuangannya. Penghasilannya saat ini tidak sebesar penghasilnya di perusahaan yang terdahulu. Hal ini juga berdampak pada rencana pernikahannya. Sabrina wanita yang selalu tampil fashionable, gaya hidupnya bak artis terkenal. Dia menginginkan pesta pernikahan yang serba mewah, dan hal ini sangat memberatkan bagi Adit. Ketika Sabrina menyodorkan rincian estimasi budget pernikahan, Adit mencoret banyak item di list wanita cantik itu. Sabrina bersikukuh untuk mempertahankan list beberapa item pernikahan yang sudah dia rinci. Sebisa mungkin Adit menjelaskan bahwa saat ini kondisi keuangannya sudah tidak seperti dulu. Sabrina sangat kecewa, hari demi hari sikapnya berubah drastis.
Senin adalah hari yang sangat dibenci oleh pekerja, kebanyakan mereka masih susah move on setelah melakukan aktifitas saat week end. Namun, tidak begitu dengan Adit, dia tipe lelaki pekerja keras. Senin ini Adit ada jadwal meeting dengan salah satu calon klien di café sebuah mall. Acara meeting berlangsung lama. Perlu tenaga ekstra untuk meyakinkan calon klien menerima tawarannya hingga kata deal meluncur dari mulut calon klien. Hal ini membuat Adit merasa lega, dia berharap dapat mengulang prestasi yang dia raih saat dia bekerja di perusahaan sebelumnya. Namun, ada sesuatu yang membuatnya gundah. Dia melihat calon istrinya sedang duduk di pojok café yang sama dengan seorang lelaki. Tidak ingin merusak citra perusahaan di hadapan calon klien, dia berusaha menahan amarahnya.
Jam kantor telah usai, Adit memacu mobilnya ke rumah Sabrina. Dia ingin mempertanyakan siapa lelaki yang dilihatnya tadi di café. Sabrina tersenyum sinis mendengar pertanyaan Adit.
Dengan angkuh dia menjawab,”Dia adalah lelaki yang lebih pantas menjadi teman hidupku. Dia lebih mapan daripada kamu. Kita batalkan saja rencana pernikahan ini. Sudah cukup sampai di sini saja hubungan kita!”
Ucapan Sabrina bagai petir yang menyambar tubuhnya. Telinganya panas, wajahnya memerah, dadanya sesak dan jantungnya berdegub kencang. Ingin sekali menampar pipi wanita itu, tapi Adit masih punya moral. Tanpa pikir panjang, dia meninggalkan wanita yang tidak punya hati itu. Adit hanya beristigfar dalam hati, mungkinkah ini karma dari semua perbuatannya di masa lalu yang sering mempermainkan wanita. Adit hanya bisa pasrah menerima perlakuan Sabrina. Yang ada di pikirannya saat ini adalah bagaimana menjelaskan kepada keluarga besarnya tentang pembatalan rencana pernikahannya.

***

Hai, Dears!
Serius sekali membacanya.
Bagaimana cerita di atas, menarik tidak?
Kalau mau dilanjut, kasih krisan dong.... 





Komentar

  1. Lanjut ka. Biar jd referensi bgmn cara menjelaskan k org tua.

    BalasHapus
  2. Lanjut ka. Biar jd referensi bgmn cara menjelaskan k org tua.

    BalasHapus
  3. Lanjut mbak cuma paragraf nya panjang-panjang coba diatur spasi nya biar nyaman bacanya maklum emak-emak suka gagal focus.

    BalasHapus
  4. Ketahuan,niy. Yang minta lanjut, pasti mengalami kejadian yang sama. Hehehe...

    BalasHapus
  5. Masukan boleh ya mb. BPK bukan bertugas mengaudit perusahaan non pemerintah, hanya mengurus lembaga keuangan negara. Mungkin di sini maksudnya auditor ya?
    Aditnya masih bermobil, gajinya UMR kan berarti masaih mampu. UMR kan sesuai posisinya juga, UMR marketing yg pengalaman di perusahaan besar yaaa lumayan lah ya (tergantung juga). Apalagi perusahaan IT, jasa / barang yang dijual pasti bukan barang "biasa" macam barang konsumsi harian. Dan kecuali mobilnya mobil milik perusahaan, kondisi Adit bisa kelihatan lebih "menderita".
    Maaf jadi panjang nih Mb, makin detil penjelasannya makin berasa latar belakang tokoh-tokohnya. Lanjuuuut mb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih masukannya.
      Perusahaan sebelumnya BUMN, mas. Masih peerusahaan pemerintah, kan?
      5 thn yang lalu suamiku dulu kerja di BUMN bag keuangan, trs pernah disuruh buat laporan keuangan kondisi riil dan karangan. Alhamdulillah, sebelum kena kasus BPK suamiku sudah tidak kerja di sana lagi. Hehe..

      Kalau mobil kan, bisa jadi sebelum kerja memang sudah punya mobil alias mobil keluarga. Apalagi dia anak tunggal :-)

      Mungkin showing tentang latarbelakangnya kurang lengkap ya. Jadi masih kurang ngenes tokokhnya.





      Hapus
  6. penasaran pengen nyimak kelanjutanya..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Ibu Bekerja Atau Ibu Di Rumah

Menulis Novel Sejarah

Prof Dr Khoirul Anwar, Bapak Teknologi 4G

Perjalanan Dinas Yang Mengesankan Part 2

ANAKKU, GURU KEHIDUPANKU

6 Rahasia Blue Sapphire yang Mempesona

Kekasih Mas Hendra (Lanjutan 1)

Kisah Monyet Nakal dan Tupai Pemaaf

Renungan, Momen di Setiap Sisi Kehidupan