Menulis Novel Sejarah





NOVEL berlatar sejarah banyak ditulis bahkan kemudian difilmkan. Pada dasarnya, menulis novel sejarah sama sama dengan menulis novel lain. Bedanya, dalam penulisan novel sejarah, karakter utamanya sudah ada. Penulis hanya menyesuaikan saja. Demikian juga dengan peristiwanya. Penulis memiliki pilihan untuk menambah tokoh dan peristiwa imajinatif.

Apa yang menjadi panduan dalam penambahan tokoh dan peristiwa imajinatif?
Kuncinya, apakah penambahan tokoh dan peristiwa imajinatif tersebut memperkuat cerita atau tidak? Novel Pedang Tuhan karya Kamran Pasha, menambah tokoh fiktif Mariam yang menjalin asmara dengan Salahauddin Al-Ayyubi dalam Perang Salib yang dahsyat itu. Penambahan bukan saja pada karakter, tetapi juga pada budaya di dalamnya yang sudah mendapat sentuhan modernisasi dan menyebabkan penulisnya sempat mendapat kecaman karena budaya tersebut dianggap tidak sesuai dengan tradisi Islam. Tapi itu adalah masalah lain.

Dalam menulis novel sejarah, kita harus menjaga keutuhan karakter tokoh dan logika meski mendapat sentuhan moderenisasi. Gabriel Garcia Marquez saat menulis novel biografi Simon Bolivar dalam Sang Jenderal Dalam Labirinnya, sempat keliru menulis Bolivar memakan buah mangga dalam sebuah bab. Ternyata, belakangan ia tahu pada masa itu belum ada buah mangga di sana sehingga ia menggantikan dengan apel.

Riset lengkap
Sebelum menulis novel sejarah, kita harus membuat riset mengenai kisah bersangkutan. Riset bisa turun langsung ke lapangan (field research), mewawancara tokoh yang terlibat langsung (saksi sejarah), atau orang yang memiliki kewenangan, atau orang yang memiliki kapasitas. Riset juga bisa melalui buku (library reseacrh), jurnal, dan berbagai sumber lainnya yang kredibel.

Dalam banyak kasus, dalam riset tersebut kita berhadapan dengan fakta sejarah yang saling bertabrakan. Mana yang harus dipercaya kalau kedau sumber tersebut sama-sama kredibel. Kalau berhadapan dengan kondisi seperti ini, saya cenderung menggunakan logika dan menganalisis data-data yang ada. Menjumpai kembali sejarawahan, saksi sejarah (kalau masih ada), atau mengonfirmasikan kembali dengan sumber data yang lain sampai menemukan data yang cukup meyakinkan.

Kalau seluruh tahapan di atas sudah dilalui dan masih ada yang fakta sejarah yang bertolak belakang, ambil salah satunya. Biarlah fakta yang diangkat ke fiksi tersebut mencuat ke permukaan, menjadi polemik, sampai datang data baru yang lebih meyakinkan. Seperti yang ditulis dalam novel Einstein Girl karya Philip Sington, dalam dunia fiksi, kebenaran terkadang lebih bebas disuarakan.

Outline
Menulis kerangka dalam penulisan novel sejarah, sepertinya menjadi keniscayaan. Outline akan menjadi panduan bagi penulis dalam mencurahkan kisah bab demi bab. Dengan adanya outline, seorang penulis sudah tahu data yang dibutuhkan dalam setiap bab, sudah tahu apa yang harus ditulis dalam setiap bab. Ibarat orang yang hendak melakukan perjalanan jauh, sudah mengetahui rutenya, sarana transportasi yang dibutuhkan, serta bekal yang harus dibawa. Singkatnya, dengan adanya outline seorang penulis sudah menghindari masalah sejak awal.

Wawancara narasumber
dalam penulisan novel sejarah membutuhkan banyak data dan kisah dari berbagai narasumber. Pengertian narasumber dalam fiksi sama seperti dalam jurnalistik; orang yang mengalami, orang yang melihat, orang yang mendengar, orang yang berwenang, dan orang yang berkompeten. Gunakan narasumber yang relevan sebanyak mungkin, baik sebelum penulisan maupun setelah penulisan. Wawancara setelah penulisan dibutuhkan untuk mengonfirmasikan akurasi data dan peristiwa.

Buku fiksi, bukan sejarah
Novel adalah karya fiksi, bukan buku sejarah yang terikat untuk menghadirkan fakta sejarah kepada pembaca. Bahwa seorang novelis harus menghadirkankarakter seorang tokoh seindah warna aslinya, itu benar. Namun, seorang penulis bebas menggunakan kreativitasnya agar novel tidak kering, lebih menarik, dan membangkitkan imajinasi pembaca.

Keharusan menjaga keaslian karakter dan dorongan membuat kisah menjadi lebih menarik, terkadang melahirkan kontroversi. Tidak masalah, sebab setiap orang memiliki fokus yang berbeda. tidak heran, dalam novel sejarah sering kita temukan catatan tentang sejarah, baik di halaman depan maupun di belakang. Dalam catatan tersebut, biasanya penulis memaparkan keaslian sebuah peristiwa, karakter penokohan, sampai lokasi.

Dalam novel The Revenant yang sudah difilmkan dengan judul sama dan dibintangi Leonardo DiCaprio, penulis Michael Punke memaparkan sejumlah akurasi historis. Dia juga memaparkan sejumlah akurasi sejumlah tokoh, ada tokoh yang benar-benar nyata seperti Hugh Glass, banyak juga tokoh fiktif. Demikian juga dengan lokasi dan peristiwanya. Tidak ada larangan menghadirkan tokoh fiktif untuk memperkuat cerita.

Ada yang menganggap menulis novel sejarah lebih mudah karena sudah ada jalinan cerita dan tinggal menambah di sana sini. Ada juga yang menganggap lebih sulit karena terikat dengan akurasi sejarah sehingga mengekang kreativitas. Namun, sebelum menulis novel sejarah Anda tidak pernah tahu permasalahan dan kenikmatannya.

Jadi, ayo menulis novel sejarah




Komentar

  1. terima kasih infonya yang menarik mbak, jadi semakin semangat untuk tetap menulis. Semoga suatu saat nanti bisa menulis novel juga. aamiin

    BalasHapus
  2. Salah satu novel sejarah yang paling saya suka adalah Trilogi of Century

    BalasHapus
  3. oh ternyata boleh ya mbak, nambah-nambahin bumbu? Apa ga dibilang merubah sejarah ntar? heheu takut :D Salam kenal mbak :)

    BalasHapus
  4. Trimakasih mb bermanfaat sekali infonya :-)

    BalasHapus
  5. Membuat novel juga perlu riset.mengenai tempat dan lainnya ya.

    BalasHapus
  6. Wah, tantangan banget ya menulis novel sejarah. Mudah-mudahan suatu waktu saya bisa belajar juga .Banyak novel sejarah yang ditulis dengan seru dan menarik. Berkat keahlian si penulis membungkus fakta sejarah dengan gaya bahasa kekinian.

    BalasHapus
  7. Duuuh kayanya saya bakal sulit deh kalau nulis novel sejarah....hehe

    BalasHapus
  8. Makasih infonya mbak. Saya gak sanggup nulis inih. Hikss... Daya tangkap lemah wkwkkw

    -Mak Belalang

    BalasHapus
  9. Belum terpikir sama sekali untuk nulis novel. Masih terus belajar nulis artikel đŸ€

    BalasHapus
  10. Wah..seru ya kalau bisa menulis novel sejarah.
    😊makasih infonya

    BalasHapus
  11. Novek sejarah berarti fiksi based on true story ya? Noted!

    BalasHapus
  12. Galfok dgn the revenant, film keren he... Salam kenal

    BalasHapus
  13. Saya sangat suka cerita berlatar sejarah. Pingin suatu saat bisa bikin ceritanya. Idenya sih sudah ada di angan2. Tapi masih butuh riset

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Ibu Bekerja Atau Ibu Di Rumah

Prof Dr Khoirul Anwar, Bapak Teknologi 4G

Perjalanan Dinas Yang Mengesankan Part 2

Teman Bahagia

ANAKKU, GURU KEHIDUPANKU

6 Rahasia Blue Sapphire yang Mempesona

Kekasih Mas Hendra (Lanjutan 1)

Kisah Monyet Nakal dan Tupai Pemaaf

Renungan, Momen di Setiap Sisi Kehidupan