Memaknai Hubungan Saudara Yang Sesungguhnya




Adik dan kakak

Hubungan persaudaraan yang sebenarnya adalah ketika saudaramu sudah sama-sama  berumah tangga. Akankah hubungan itu masih sama ketika masa kecil dahulu? Ketika bertengkar kemudian bermain bersama lagi, ketika ada yang mengganggumu kemudian kau panggil kakakmu. Lalu dengan badannya yang lebih besar dia membelamu karena kau adalah adiknya. Atau ketika kau membela adikmu yang memang bersalah,  demi sebuah kata, karena dia adikku.

Ketika makanan yang dihidangkan ibumu dibagi bersama saudaramu. Satu makan tempe, maka semua makan tempe.  Satu makan telur,  maka dibagilah telurnya jika hanya satu butir dan semua makan telur. Atau ketika bapakmu pergi kondangan dan membawa satu tempat makanan, lalu saling  berebut makanan kesukaan, tapi ujung-ujungnya makan bersama dalam satu wadah.

Ah … betapa sangat merindukan momen-momen indah seperti itu. Akankah momen kebersamaan itu masih ada ketika kalian sudah berumah tangga?

Ketika satu menjadi kaya yang lain hanya biasa saja.
Ketika satu menjadi orang terhormat sementara yang lain hanya jadi rakyat biasa.
Atau ketika yang satu telah menjadi sangatlah alim, tapi yang lain masih mencari jati diri.

Selayaknya, saudara tetaplah saudara. Dilahirkan dari ibu dan bapak yg sama, maka darah saudaramu juga sama denganmu. Sudah sepatutnya saling mengingatkan, saling membantu, saling bergandengan tangan. Karena sesungguhnya di dalam doa saudaramu, namamu selalu disebut.

Ketika kau menjadi kaya, saudaramu tidak akan meminta hartamu. Tapi dengan bangga dia akan berkata pada semua orang, "Lihatlah! Saudaraku sudah jadi orang kaya.” Yang jadi ujian adalah ketika saudaramu terpuruk, akankah kalian meninggalkan atau melambaikan tangan untuk merengkuhnya?

Coba tanya hatimu sendiri! Karena saudara bukan hanya perkara harta, bukan pula masalah yang bermartabat atau tidak. Bukan pula masalah siapa yg dekat pada Sang Pencipta atau tidak, tapi ini masalah HATI!

Ingatlah! Belum tentu saudaramu yang terpuruk akan selamanya terpuruk. Tidak pasti juga dia yang sekarang jadi orang brutal esok juga akan tetap sama brutalnya. Dan belum tentu yang sekarang kaya akan selamanya kaya.

Karena semua itu hanya Tuhanlah yang tahu. Jagalah saudaramu selagi ada, dalam keadaan apa pun! Kelak dia juga akan menjagamu. Usahakan berkumpul disaat masih diberi kesempatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Ibu Bekerja Atau Ibu Di Rumah

Menulis Novel Sejarah

Prof Dr Khoirul Anwar, Bapak Teknologi 4G

Perjalanan Dinas Yang Mengesankan Part 2

Teman Bahagia

ANAKKU, GURU KEHIDUPANKU

6 Rahasia Blue Sapphire yang Mempesona

Kekasih Mas Hendra (Lanjutan 1)

Kisah Monyet Nakal dan Tupai Pemaaf

Renungan, Momen di Setiap Sisi Kehidupan