Renungan, Momen di Setiap Sisi Kehidupan
Hulya, seorang ibu rumah tangga, mendapati keempat anak gadisnya sedang membicarakan kawan mereka. Ia mendengar bagaimana mereka membahas penampilan kawannya yang begini dan begitu. Tiba-tiba, terbersit ide untuk mengajarkan mereka agar tidak mengambil kesimpulan hanya dari pandangan sekilas saja.
Ia menyuruh
keempat anak gadisnya untuk mengamati Pak Teddy, tetangga depan rumah, dan
meminta mereka untuk memberikan kesan yang mereka dapat dari hasil pengamatan
mereka. Keempat anak gadis itu mengamati di waktu yang berbeda sesuai perintah
Ibu Hulya.
Putri sulungnya
mengawasi Pak Teddy di pagi hari kala mentari baru saja menyemburatkan
sinarnya. Si putri sulung melapor ke sang ibu bagaimana ia melihat Pak Teddy
dengan penampilan yang masih acak-acakan dengan mengenakan piyamanya ketika Pak
Teddy berjalan keluar rumah mengambil koran.
Putri kedua
mengamati Pak Teddy tatkala ia hendak berangkat kerja. Ia melapor Kepada Ibu Hulya
tentang penampilan sang tetangga yang sangat rapi dan terlihat berwibawa,
tentunya jauh berbeda dengan penampilannya kala keluar mengambil koran tadi.
Selepas Pak Teddy
pulang kerja, kali ini giliran putri ketiga yang mengamati penampilannya. Walau
masih mengenakan pakaian yang sama saat ia berangkat kerja, tapi raut wajah Pak
Teddy tidak secerah tadi pagi. Kini, wajahnya nampak kelelahan dan pakaiannya pun tidak serapi sebelumnya.
Namun, saat
petang menjelang malam tiba, ketika Pak Teddy dan sang istri hendak naik ke
mobil dan pergi makan malam bersama di luar, si bungsu melihat penampilan Pak
Teddy yang sangat rapi dan menawan. Menurut si bungsu, ketika mendengar laporan
saudara-saudaranya, penampilan Pak Teddy kali inilah yang paling benar adanya
untuk menggambarkan tentang sang tetangga.
Ibu Hulya tidak
menyalahkan pendapat putri bungsunya tersebut, tetapi juga tidak sepenuhnya membenarkan. Ia
menyampaikan kepada putri-putrinya bahwa setiap versi yang mereka lihat dari Pak
Teddy hari ini adalah benar. Tidak ada yang salah.
âKalian tak boleh
menilai sesuatu hanya dengan sekilas pandang saja,â ujar Ibu Hulya, âhanya
dalam jangka waktu beberapa jam saja, kalian bisa melihat bagaimana dari
penampilannya yang acak-acakan di pagi hari ternyata mendekati penghujung hari Pak
Teddy justru berpenampilan rapi dan menawan.â
***
Hikmah : Jangan
terlalu cepat menilai seseorang karena kita tidak pernah tahu apa yang sedang
atau pernah orang lain alami.
Belajar "menahan" lidah dan tangan dari berkomentar nyinyir hanya dari satu sudut pandang ya... Karena kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang melandasi mereka berlaku demikian. Bisa jadi, ketika kita berada dalam posisi mereka, mungkin saja kita berlaku lebih "buruk" di mata orang lain.
BalasHapusJangan menghakimi.
#gregetan #eh đ âïž
Se7 sist...
Hapus