Menulis Cerita Anak untuk Generasi Indonesia
Hai, Dears! Apa bacaan favorit kalian ketika masih kecil? Mentari, Bobo atau majalah Fantasi? Wah ... ternyata kita sepantaran, ya. Majalah-majalah tersebut memang populer di zamannya. Waktu kecil, sebelum gaya hidup serba digital memasuki seluruh aspek kehidupan, anak-anak menghibur diri dengan bermain bersama teman atau membaca buku cerita. Rasanya senang sekali jika membaca buku cerita. Kita menjadi lebih percaya diri, karena kita dapat memperoleh pemahaman dan pengalaman baru dari cerita yang ada di buku. Sehingga jika mengalami kejadian yang sama, kita sudah paham harus berbuat apa.
Inilah yang coba saya terapkan kepada anak-anak, membiasakan mereka membaca sejak usia dini. Banyak sekali manfaat membaca untuk anak, di antaranya :
- Meningkatkan rasa percaya diri
- Mengasah imajinasi
- Dapat menginspirasi
- Pengendalian emosi
- Mengajak anak berefleksi
Sayangnya, era digital sudah merasuki dunia anak-anak. Mereka lebih suka memainkan gawai daripada membaca. Semenjak era digital, kini sudah jarang sekali menjumpai majalah anak-anak. Bacaan anak-anak pun semakin berkurang. Krisis literasi bagi generasi saat ini. Hal ini membuat saya merasa terdorong untuk menulis buku anak-anak. Semenjak resign pada bulan Januari 2018, dengan tujuan untuk memfokuskan diri mendampingi anak, saya mulai melanjutkan hobi menulis. Menjadi penulis cerita anak adalah pilihan saya. Alhamdulillah, sebulan setelah resign, buku berjudul "Payung Cerita Warna-Warni" setebal 140 halaman yang terdiri dari 26 cerita menjadi buku cernak pertama saya. Senang dan terharu menerima kabar buku tersebut terbit. Meskipun anak-anak masih usia balita dan belum bisa membaca, setidaknya mereka bisa membaca karya bundanya kelak.
Satu buku cernak telah terbit, buku itu membuat saya ketagihan menulis cerita anak lagi dan lagi. Hingga saat ini sudah empat buku yang saya hasilkan selama sembilan bulan. Masih jauh dari target sebulan satu buku. Ternyata, menulis di sela-sela kesibukan sebagai ibu rumah tangga tidak lah mudah. Kita harus bisa mengatur waktu dengan baik. Empat cerita anak masih belum bisa membuat saya puas. Keempatnya lebih menekankan kepada narasi, saya ingin sesuatu yang berbeda yaitu menulis cerita anak dalam bentuk picbook. Ya ... picbook seperti karya mbak Watik Ideo dan mbak Nindia Maya, penulis picbook terkenal asal kota Surabaya. Semoga saya bisa mengikuti jejak beliau berdua dan menghasilkan karya yang bermanfaat untuk generasi Indonesia. Aamiin....
Komentar
Posting Komentar