Lisan yang Tidak Terjaga dari Lidah yang Tak Bertulang
“Ssttt … ada gosip terbaru
tentang si X, lo!”
Gosip lagi … gosip lagi … duh, dunia makin parah. Pekerjaan yang tidak berguna, menimbulkan
banyak fitnah dan menimbun dosa. Herannya, banyak orang yang menggandrungi pekerjaan
ini. Bahkan dibanyak media cetak maupun elektronik seperti radio, televisi,
gosip kian difasilitasi. Lisan yang tidak terjaga mengumbar aib orang lain yang
belum tentu kebenarannya. Sangat disayangkan jika nikmat lisan yang diberikan
oleh Allah hanya digunakan sebagai pengumpul dosa. Nauudzubillah min dzalik….
Al-Quran dan As-Sunah memberi perhatian
yang sangat besar terhadap lidah dan ucapan. Ini terlihat dari pesan-pesannya
yang menganjurkan agar menggunakannya dalam segala bentuk kebaikan dan
mengingatkan agar tidak menggunakannya dalam segala macam keburukan. Allah SWT.,
menerangkan urgensi kata-kata yang
diucapkan oleh manusia dalam firman-NYA :
- Tiada suatu ucapan yang diucapkan melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. (Q.S. Qaaf: 18)
- (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal di sisi Allah adalah suatu perkara yang besar. (Q.S. An-Nuur : 15)
- Rasulullah SAW., menjelaskannya dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.r.a, “Seseorang berbicara dengan suatu kalimat tanpa disertai kejelasan (bukti) oleh karena ucapannya itu, ia jatuh ke dalam neraka yang jaraknya lebih jauh dari jarak Timur dan Barat.”
Allah SWT., juga melarang kita
agar tidak berbicara tentang kebathilan dalam segala bentuknya. Berada di
urutan pertama ucapan yang tidak berguna ini adalah ucapan yang mengandung unsur
mempermainkan Allah SWT., atau Rasulullah SAW., atau agama dan
ajaran-ajarannya. Misalnya, bersumpah atas nama Allah SWT., atau Rasulullah
SAW., atau membawa-bawa ajaran agama dengan tujuan sebagai kedok saja.
Contoh ucapan batil yang tidak
berguna lainnya adalah mempermainkan dan mengejek manusia, mencoreng
kehormatan, membeberkan kejelekan orang lain (tanpa sebab syar’i) dan mengadu
domba, mencaci dan memaki dsb. Semua itu merupakan penyakit yang sangat berbahaya.
Semoga kita terlindung dari hal-hal yang bisa menjauhkan dari surga-NYA, dan
didekatkan pada orang-orang yang saleh seperti dalam firman-NYA :
Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh,
dan berkata, “ Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri.” (Q.S Fushilat: 33)
Lantas, apa yang harus kita
lakukan ?
Sibukkan diri dengan
kelayakan-kelayakan yang belum dimiliki pribadi dan keluarga. Jangan terbawa
kepada perbincangan atau ungkapan yang mengarah kepada ghibah (gosip) yang
tersebar di media cetak maupun elektronik, atau melalui perbincangan-perbincangan
di berbagai kesempatan. Entah apa sebabnya, semakin banyak orang yang tidak lagi
sungkan untuk menipu dan menjual kesaksian palsu. Ikut-ikut berkomentar
terhadap sesuatu yang tidak mereka tahu.
Semoga Allah SWT. Menjadikan kita
termasuk orang-orang yang semua anggota tubuhnya memberikan kesaksian baik pada
hari kiamat. Lagi pula kalau dipikir-pikir, bagaimana kita bisa ikut-ikut
mengurusi orang lain, sementara kita sendiri, pasangan, dan anak-anak, belum
memiliki kepastian akan aman dari neraka-NYA.
Ya Allah … kami berlindung dari murka-Mu, dari neraka-Mu, dan dari
ketidakridhoan-Mu. Aamiin....
#TantanganODOP2
#onedayonepost
#odopbatch6
#nonfiksi
Aamiin...semoga kita dijauhkan dari perbuatan yang dibenci NYA...
BalasHapusgosip..no..no..no