Review Film Wonder



  



Kali ini, saya akan mengulas tentang film yang sangat menarik dan sarat akan pesan moral, Wonder. Biasanya, saya akan me-review terlebih dahulu film bioskop yang akan saya lihat, tapi karena jadwal me time tidak terencana, saya iseng  memilih film ini karena pemainnya adalah favorit saja, Julia Robert dan Owen Wilson. 

Beruntung ternyata film yang saya tonton ini sangat bagus sekali. Pesan yang disampaikan cukup mengena, baik untuk orang tua maupun anak. Pandangan saya sebagai orang tua, pesannya adalah bagaimana pun kondisi anak, kita harus menerimanya dengan lapang dada. Semua yang ada di dunia ini tidak ada yang sempurna, tapi ketidak sempurnaan itulah yang justru mengajarkan kita bagaimana memperlakukan dan mencintai dengan cara yang sempurna. Sementara itu, pesan untuk anak adalah setiap manusia pasti punya kekurangan dan kelebihan, jadikan lah kekurangan yang ada di dalam dirimu sebagai suatu kelebihan dan jangan pernah merasa minder. 

Wonder, bercerita tentang seorang anak berusia 10 tahun bernama August Pullman yang biasa dipanggil Auggie, belum pernah sekalipun menginjak bangku sekolah. Isabel, sang ibunda, ialah orang yang mendidiknya di rumah.
Bukannya ia tak mau bersekolah, tapi Auggie (Jacob Tremblay) memiliki kelainan wajah sejak lahir yang mengharuskannya menjalani 27 operasi plastik. Ia menderita craniofacial disease atau kelainan kraniofasial—kelainan yang terjadi pada kepala dan seluruh organ yang berada di kepala.
Wajah Auggie berbeda dari manusia kebanyakan. Kasus-kasus craniofacial termasuk jarang, sekitar 7% per kelahiran, maka seseorang yang mengalamai kelainan kraniofasial akan jelas tampak berbeda.
Anak-anak kecil seumurannya tidak terbiasa melihat sesuatu yang tak lazim, hal itu menyebabkan mereka tak bisa menutupi rasa terkejut ketika bertemu Auggie. Tak sedikit yang ternganga, menutup mulut, berkata kasar, bahkan melarikan diri saat berpapasan dengannya.
Auggie menyadari dirinya “ajaib”. Dari tampilan luar ia memang berbeda, tapi sebenarnya, ia sama dengan anak-anak lain. Ia gemar bermain di taman, ia menggilai Star Wars (Boba Fett adalah karakter favoritnya), ia bermimpi menjadi astronot (ia tak pernah melepaskan helm astronotnya), tulisan tangannya rapi, dan ia sangat pintar dalam pelajaran sains.
Orang tua Auggie, Isabel (Julia Roberts) dan Nate (Owen Wilson), berencana memasukkan Auggie sekolah. Keduanya berpendapat sudah saatnya anak bungsu mereka mendapat pendidikan resmi dan, yang terpenting, memiliki teman sebaya. Selama ini “teman" terdekat Auggie hanya Via, kakaknya.
Pada awalnya Auggie bersikeras menolak disekolahkan. Ia cemas menemui orang-orang baru. Ia sudah bisa memprediksi reaksi anak-anak di sekolah ketika pertama kali melihatnya. Ketakutan Auggie lenyap ketika ia bersahabat dengan Jack Will. Sekarang ia mempunyai teman baru yang memiliki hobi sama, bermain Minecraft.
Di sekolah, salah seorang guru bernama Mr Browne, mengajarkan kepada murid-muridnya, “Jika diberi kesempatan untuk menjadi benar atau menjadi baik, pilihlah menjadi baik (When given the choice of being right and being kind, choose kind)." Motto ini yang tertanam dalam benak Jack Will dan Summer, seorang teman perempuan lainnya, untuk berteman dengan Auggie.
Meski demikian, lebih banyak murid-murid di sekolah yang memilih untuk tak berteman dengan Auggie. Julian, salah satunya. Ia menghasut anak-anak laki-laki di sekolah untuk menghindari Auggie dan kerap menjadikannya sebagai korban perisakan. Rumor pun sengaja dibuat bahwa siapapun yang menyentuh Auggie akan terkena “wabah” ("The Plague") dan dijauhi sesama murid.
Auggie patah hati dibuatnya. Dalam keterpurukan, Auggie menyalahkan orang tuanya yang mendorongnya bersekolah. Ketika perhatian orang tua tercurah kepada si anak bungsu, wajar jika si sulung merasa terpinggirkan.
Via merupakan seorang kakak yang penyayang. Ia menemani Auggie dalam suka dan duka. Ia tak pernah menuntut karena ia sadar pikiran dan beban kedua orang tuanya banyak disalurkan kepada Auggie. Remaja berusia 15 tahun itu bisa jadi kakak yang paling pengertian.
Bagaimanapun, sebagai seorang remaja, ia mendambakan kasih ayah dan ibu. Via adalah kasus orang-orang yang terlupakan, bahwa meskipun kadang seseorang terlihat tegar di luar, tapi di dalam ia rapuh. Ia juga butuh tempat untuk mendapatkan kenyamanan.
Si pemeran Auggie, Jacob Tremblay,  kembali memberikan penampilan yang luar biasa setelah debutnya tahun lalu dalam film Room. Ia adalah salah satu aktor cilik paling berbakat saat ini, bahkan Chbosky menyebutnya sebagai pemain anak-anak yang bisa memainkan emosi setelah Leonardo DiCaprio di What’s Eating Gilbert Grape beberapa dekade lalu.
Demi mendalami peran sebagai anak yang menderita kelainan kraniofasial, Tremblay bahkan mengunjungi SickKids Hospital dan bertemu dengan pasien anak-anak di rumah sakit tersebut. Di sana ia berteman dengan "August Pullman-August Pullman" yang asli.
Film besutan sutradara Stephen Chbosky (The Perks of Being a Wallflower) ini menyadarkan kita bagaimana memperlakukan orang lain yang kurang beruntung, menghargai perbedaan, dan menolong sesama. Kisah Auggie tidak menggurui, tapi bercerita melalui dialog-dialog yang sarat makna dan humor-humor yang terselip pesan mendalam. Sungguh, Wonder adalah sebuah film yang tak boleh dilewatkan. Wonder adalah sebuah film keluarga yang memberikan kehangatan bagi siapapun yang menontonnya. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Ibu Bekerja Atau Ibu Di Rumah

Menulis Novel Sejarah

Prof Dr Khoirul Anwar, Bapak Teknologi 4G

Perjalanan Dinas Yang Mengesankan Part 2

Teman Bahagia

ANAKKU, GURU KEHIDUPANKU

6 Rahasia Blue Sapphire yang Mempesona

Kekasih Mas Hendra (Lanjutan 1)

Kisah Monyet Nakal dan Tupai Pemaaf

Renungan, Momen di Setiap Sisi Kehidupan