Dewi, Si Putri Kunang-Kunang





Pada zaman dahulu kala hiduplah sepasang suami istri yang bekerja sebagai petani. Mereka berdua adalah orang yang sangat baik, jujur, suka menolong, dan ramah. Karena kebaikannya itu, kehidupan mereka tak pernah kekurangan karena penduduk desa juga suka berbagi dengan mereka.

Mereka hidup berdua saja di tepi hutan. Dekat rumah mereka terdapat sebidang tanah untuk bercocok tanam. Hasil bercocok tanam mereka jual di pasar di desa. Meski hidupnya terlihat bahagia karena mereka berdua saling menyayangi, ada satu kekurangan yang membuat mereka selalu merasa hampa. Kehidupan mereka sudah cukup dari hasil bercocok tanam dan membantu penduduk desa.

Setiap malam, suami istri itu terus berdoa supaya diberikan kesempatan untuk memiliki anak. Suatu malam sebelum tidur, pasangan suami istri itu merapalkan doanya.
"Wahai Tuhan, seandainya aku bisa memiliki anak yang yang cantik dan bersih tentu akan sangat menambah kebahagiaan kami." Sang suami mengucapkan doanya.
"Izinkan kami memiliki seorang anak saja yang bisa kami ajak bermain, berlompatan, berlarian, bernyanyi bermain dengan ceria alangkah bahagianya kami." Doa yang diucapkan sang suami.

Saat mereka sedang tertidur, tiba-tiba terlihat cahaya yang sangat kuat berasal dari arah hutan. Suami istri petani itu bergegas mendatangi hutan di dekat rumah mereka. Cahaya itu sangat terang benderang. Ketika sampai di asal cahaya itu, mereka sangat tercengang melihat pemandangan di depan mereka. Seorang gadis kecil cantik bergaun putih dengan rambut hitam berkilau ada di hadapan mereka.
"Siapa kamu?" tanya sang istri.
"Aku ada dewi yang turun dari khayangn." Gadis itu menjelaskan asal kedatangannya.
"Aku adalah dewi khayangan yang datang dari khayangan," jelas gadis kecil itu.
"Aku selalu mendengar doa -doamu dan melihat kebaikanmu di dunia. Oleh karenanya aku tidak tega jika melihat kalian," sambung dewi khayangan.
"Diam-diam aku meninggalkan khayangan untuk turun ke bumi dan menjadi anak kalian, tetapi hanya untuk beberapa waktu. Aku pergi diam-diam dari khayangan, jadi setelah ibuku menyadari aku tidak ada, maka dia akan datang menjemputku" ucap Dewi lagi.

Akhirnya suami istri itu membawa Dewi pulang kerumah. Setiap hari dengan telaten sang istri menyiapkan makanan untuk Dewi, mengajaknya bermain, mengajarkan tentang kebiasaan sehari-hari manusia. Mereka bertiga hidup sangat bahagia. Pasangan suami istri petani dan dewi juga merasa sangat bahagia hidup bersama keluarga barunya. Hingga tiba saatnya Dewi harus pulang kembali ke khayangan. Seharian Dewi hanya terdiam di teras rumah, tidak mau bermain sama sekali.
"Ada apa
denganmu, Dewi? Kamu sakit? Daritadi kamu lebih banyak diam," tanya sang istri kepada Dewi.
"Tidak ada apa-apa ibu. Hanya ibuku di khayangan sudah menyadari bahwa aku tidak ada disana. Besok dia akan menjemputku untuk pulang kembali ke khayangan." Dewi memberikan penjelasan kepada ibu angkatnya.

Keesokan harinya, Dewi dijemput oleh ibunya untuk dibawa kembali ke khayangan. Dewi merasa berat untuk kembali ke khayangan karena selama tinggal bersama dengan suami istri petani itu dirinya sangat bahagia. Tak sadar air mata Dewi menetes dan secara ajaib menyebar ke sekeliling Dewi berdiri. Lalu terjadilah keajaiban, air mata Dewi berubah memiliki sayap dan beterbangan di sekitar mereka. Mereka tampak bercahaya.

Makhluk bercahaya itu dinamakan kunang-kunang. Hewan yang indah itu adalah bukti betapa bahagianya Dewi selama hidup bersama dengan petani itu. Setiap malam kunang-kunang terbang di sekitar rumah pasangan petani. Kunang-kunang itu selalu mengingatkan suami istri petani pada kenangan selama bersama Dewi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Ibu Bekerja Atau Ibu Di Rumah

Menulis Novel Sejarah

Prof Dr Khoirul Anwar, Bapak Teknologi 4G

Perjalanan Dinas Yang Mengesankan Part 2

Teman Bahagia

ANAKKU, GURU KEHIDUPANKU

6 Rahasia Blue Sapphire yang Mempesona

Kekasih Mas Hendra (Lanjutan 1)

Kisah Monyet Nakal dan Tupai Pemaaf

Renungan, Momen di Setiap Sisi Kehidupan