5 Cara Menyelesaikan Konflik Guru Vs Murid




Belum hilang dari ingatan tentang kabar menyedihkan dari dunia pendidikan yang baru-baru ini terjadi. Kala seorang guru harus meregang nyawa di tangan muridnya sendiri. Kembali lagi sebuah video menjadi viral, yang berisi tantangan duel dari beberapa murid kepada kepala sekolah.
Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi kasus pelik ini terjadi di dunia pendidikan Indonesia. Adanya perbedaan pendapat, ketidakjujuran, kenakalan siswa, maupun perilaku guru yang kadang tidak pantas, seringkali menjadi penyebab konflik antara guru dan murid. Terkadang bahkan didukung dengan usaha masing-masing pihak dalam mempertahankan pendapat mereka tanpa ada upaya untuk berkomunikasi sehingga hal ini semakin membuat hubungan tidak harmonis kerap terjadi.
Menghadapi kondisi dunia pendidikan yang demikian, tentu membuat para orang tua juga ikut merasa khawatir. Apalagi semakin banyak contoh kasus perseteruan guru dan murid yang berujung ke ranah hukum. Hingga pada akhirnya, konflik tersebut memberikan dampak serius pada kegiatan belajar mengajar dan proses pendidikan secara umum.
Pada kondisi ini, peran kita sebagai orang tua sangatlah penting untuk menjadi penengah yang bisa meminimalisir konflik yang mungkin terjadi. Di antaranya :

  1. Bersikap netral dan berpikir positif. Segala sesuatu yang terjadi mustahil jika tanpa sebab. Maka sudah tentu tugas kita adalah mencari penyebab konflik itu terlebih dahulu sebelum memberikan penilaian kepada salah satu pihak.
  2. Bermusyawarah. Membangun komunikasi di antara kedua pihak adalah jalan pertama yang bisa ditempuh sebelum memutuskan membawa konflik ke ranah hukum, karena meskipun tujuannya adalah untuk memberikan efek jera bagi pihak yang dianggap bersalah, membawa perkara ke meja hijau pada dasarnya akan menambah kerumitan konflik. 
  3. Amati situasi sekitar. Ketika konflik terjadi, pasti ada pihak ketiga yang menjadi saksi. Meminta keterangan dari pihak ketiga tersebut juga akan membantu menyelesaikan konflik.
  4. Berbicara dengan guru. Ajukan pertanyaan kepada guru-guru yang mengajar ananda mengenai perkembangan akademis dan emosional anak saat di kelas. Namun hindari juga mengajukan pertanyaan yang terkesan menyalahkan pihak guru. Hal ini akan membantu terciptanya komunikasi yang baik sehingga konflik guru dan murid dapat diminimalisir.
  5. Buat rencana untuk menindaklanjuti secara intensif saat terjadi konflik. Salah satunya dengan mengajarkan tentang pendidikan akhlak kepada anak. Bahwa menghormati guru adalah kewajiban bagi seorang murid. Ajarkan kepada anak bagaimana seharusnya bersikap saat terjadi perbedaan pendapat dengan guru. Ini merupakan kesempatan bagi anak untuk memahami bagaimana membangun hubungan baik dengan orang lain yang memiliki berbagai macam sifat dan perilaku. 
  6. Bicarakan kepada kepala sekolah jika berbagai upaya perbaikan di antara kedua belah pihak tidak menunjukkan hasil yang baik. Apakah harus ditindaklanjuti oleh pihak berwajib atau menentukan kebijakan yang lainnya.
Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan konflik antara guru dan murid tidak terus-menerus menambah deretan problem dunia pendidikan di Indonesia.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Ibu Bekerja Atau Ibu Di Rumah

Menulis Novel Sejarah

Prof Dr Khoirul Anwar, Bapak Teknologi 4G

Perjalanan Dinas Yang Mengesankan Part 2

Teman Bahagia

ANAKKU, GURU KEHIDUPANKU

6 Rahasia Blue Sapphire yang Mempesona

Kekasih Mas Hendra (Lanjutan 1)

Kisah Monyet Nakal dan Tupai Pemaaf

Renungan, Momen di Setiap Sisi Kehidupan