Perjalanan Dinas Yang Mengesankan Part 1



Interior restoran tempat membeli ikan



31 Maret 2017

Aku harus melakukan perjalanan dinas ke kota Manado. Ini adalah dinas pertamaku meninggalkan anak-anak selama dua hari. Sebelumnya, aku tidak pernah melakukan perjalanan dinas selama itu. Manado adalah kota terjauh yang pernah aku singgahi. Meski berat meninggalkan kedua buah hatiku yang masih balita, demi mengemban tugas kantor, aku harus melaluinya. Pada hari itu, aku bersama rekan kerjaku, Afifah, memulai petualangan yang penuh dengan kenangan yang tidak terlupakan.

Setelah melakukan perjalanan selama tiga jam, akhirnya pesawat yang kami tumpangi mendarat dengan sempurna di bandara Sam Ratulangi. Bandara ini dikelilingi dengan pepohonan yang menyejukkan mata. Selain itu view pegunungan di bandara ini juga membuat suasana semakin asri. Ketika kami mendarat, hanya ada tiga unit pesawat yang terparkir di bandara. Kontras sekali dengan kondisi bandara Surabaya.

Tujuan pertama kami adalah sebuah perguruan tinggi yang masih baru diresmikan tiga bulan sebelumnya, yaitu Universitas Prisma Indonesia. Salah satu perguruan tinggi swasta non-muslim di Manado. Lokasi kampus itu berada di atas bukit. Jalanan yang kami lalui dikelilingi oleh pepohonan dan laut. Pemandangan yang cukup menarik untuk dinikmati. Sesampainya di kampus tersebut, kami disambut dengan ramah dan hangat.

Ada kejadian lucu yang kami alami siang itu. Ketika azan Zuhur berkumandang, kami meminta izin untuk melakukan sholat. Salah satu staff mengantar kami ke kamar kecil untuk berwudlu. Namun karena kondisi air yang kurang bersih dan kran air tidak mengalir, aku meminta staff itu membawa kami ke tempat lain yang kran air nya mengalir. Staff itu mengantar kami ke tempat yang kami minta. Banyak kran air di ruangan itu seperti layaknya tempat wudlu. Kami berwudlu dengan tenang. Tapi ada sesuatu yang aneh di ruangan itu, bau pesing menyengat. Kecurigaanku terjawab ketika seusai berwudu ada beberapa siswa lelaki menunggu di depan. Astagfirullah … ruangan ini ternyata adalah toilet laki-laki. Aku dan Afifah berpandangan, tawa kami pecah memenuhi ruangan. Aku memakluminya karena perguruan tinggi tersebut adalah perguruan tinggi non-muslim. Mereka tidak tahu apa itu wudu.

Menjelang senja, tugas pertama ke calon klien selesai. Kami melanjutkan perjalanan ke hotel di pusat kota untuk beristirahat. Berada di kota lain, membuat kami ingin menikmati suasana malam di sekitar hotel. Masjid raya dan jembatan Soekarno-Hatta adalah tempat terdekat. Puas melihat-lihat dan berfoto, kami berhenti di salah satu rumah makan yang menyajikan makanan seafood. Kami memesan ikan bakar untuk dimakan di hotel, kekonyolan pun terjadi saat aku mulai menyantap ikan tersebut.

“Ikan ini rasanya agak aneh. Coba makan, Fah!” aku menyodorkan daging ikan.
“Ikan bakar ya rasanya seperti ini, Mbak.” Afifah menyantap dengan lahap. Aku pun terpaksa ikut menyantap ikan bakar itu dengan perasaan aneh
“Ada yang aneh, rasa daging dan baunya berbeda dari ikan bakar yang biasa aku makan.” Ucapku setelah melahap hampir separuh ikan.
“Ya, ikan buthuk ya seperti ini, Mbak!” ujar Afifah sambil tetap melahap ikan dan nasi.
“Hah, ikan buthuk?” Aku menghentikan suapanku.
“Iya, ikan buthuk. Kalau di tempatku, Tuban, ikan buthuk itu ikan yang sudah tiga hari.” Ujar Afifah dengan santai.
“HAH! Maksudmu bangkai ikan? Astagfirullah … Tega sekali kamu, Fah. Kok baru bilang sekarang. Aduh … sudah terlanjur masuk perut. Tega, ya!” Aku menggeleng-geleng kepala sambil mengelus perutku yang sedikit mual.
“Haha … Aku sudah biasa, kok.” Afifah tertawa dengan mulut yang masih penuh makanan. Seketika itu, aku berhenti makan dan membuat teh hangat untuk mengurangi rasa mual.

Ya … wudu di toilet laki-laki dan makan bangkai ikan bakar adalah pengalaman yang menggelikan dan mengesankan bersama rekan kerjaku, Afifah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Ibu Bekerja Atau Ibu Di Rumah

Menulis Novel Sejarah

Prof Dr Khoirul Anwar, Bapak Teknologi 4G

Perjalanan Dinas Yang Mengesankan Part 2

Teman Bahagia

ANAKKU, GURU KEHIDUPANKU

6 Rahasia Blue Sapphire yang Mempesona

Kekasih Mas Hendra (Lanjutan 1)

Kisah Monyet Nakal dan Tupai Pemaaf

Renungan, Momen di Setiap Sisi Kehidupan